Halaman

Tuesday, August 24, 2010

Ternyata Matahari yang Mengelilingi Bumi

Akal sehat tidak akan bertentangan dengan
Nash yang Shahih dan Sharih

Kilas balik sejarah


Saat Rasulullah mengabarkan kepada orang-orang kafir Quraisy bahwa Alloh akan membangkitkan orang-orang yang meninggal dunia, maka mereka langsung menggali kuburan tua dan mengeluarkan tulang-belulang yang sudah hancur, lalu berkata setengah mengejek kepada Rasulullah: “Apakah tulang belulang yang sudah hancur ini akan bias dibangkitkan kembali?” Maka turunlah firman Alloh: “Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa pada kejadiannya, dia berkata: Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh? Katakanlah: Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya pada kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang seala makhluk”. (QS. Yasin : 78-79)

Dari kilas balik sejarah ini dapat kita ketahui bahwa sebenarnya usaha untuk menentang nash syar’I dengan menggunakan akal belaka adalah sudah terjadi sejak lama, sejak awal munculnya Islam yang dilakukan orang-orang kafir jahiliyah maupun ahli kitab.
Berkata Imam Ibnu Qayyim: “Walhasil, menentang perintah dan kabar dari Rasul dengan menggunakan akal belaka itu adalah tatacara orang-orang kafir, merekalah pendahulu orang-orang setelah mereka dan mereka adalh sejelek-jelek pendahulu.”
Namun jangan heran kalau semua itu terjadi, karena semua bukti sejarah ini berawal dari tokoh mereka nomor satu, si Iblis la’natulloh ‘alaihi, saat Alloh memerintahkan sujud kepada nabi Adam, maka dia mengatakan:”Saya lebih baik daripada dia.” Dan hal ini dikisahkan oleh Alloh dalam firman-Nya: “Alloh berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam pada waktu Aku menyuruhmu?” Maka Iblis menjawab: “Saya lebih baik daripada dia, Engkau menciptakan aku dari apai sedangkan engkau menciptakan dia dari tanah.”
(QS. Al Araf:12)

Islam menghormati akal


Beberapa fenomena yang darinya akan tampak penghormatan Islam terhadap akal tersebut:

1. Islam menganjurkan akal untuk berpikir dan menrima keyakinan denagn kepuasan akal.
2. Islam tidak memaksakan kehendak. Dalam firman-Nya: “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam.” (QS. Al Baqarah: 256)
3. Islam mencela orang-orang yang taqlid. Orang-orang yang taqlid buta tanpa mau menggunakan akal pikirannya dalam menerima, menolak, serta memahami sesuatu adalah orang-orang yang dicela dalam agama Islam. Dalam firman-Nya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh.” Mereka menjawab: “(Tidak) kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari nenek moyang kami.” Apakah mereka akan mengikuti juga meskipun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun dan tidakmendapatkan petunjuk?.” (QS. Al Baqarah: 170)
4. Perintah untuk belajar. Perintah untuk belajar adalah salah satu bukti bagaimana Islam memerintahkan untuk mengembangkan akal pikiran denagan ilmu yang bermanfaat. Karena sebagaiman fisik dapat berkembang, maka akalpun bias berkembang dengan ilmu yang nantinya akan bisa menjadi dasar kemantapan keimanan, karena iman tanpa ilmu akan menjadi sebuah taqlid buta.
5. Ijtihad dalam masalah hukum bila tidak terdapat dalam sebuah nash, maka berdasarkan akal. Kalau dalam sebuah masalah yang butuh hokum ada nash yang jelas, maka itulah hukumnya, tidak boleh sedikitpun bergeser darinya. Namun, jika tidak ada, maka para ulama berijtihad denagan akal pikiran mereka berlandaskan ruh syariat Islam dan kaidah-kaidahnya untuk mementukan hokum tersebut.
6. Perintah menjaga akal dan larangan merusaknya. Dari sinilah Islam melarang minum khamer agar akal manusia tetap sehat dan terjaga. Alloh Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamer, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90)

Medan akal dalam Islam


Alloh dan Rasulullah menjadikan Akal manusia dibawah syara’, yang mana jika terdapat sebuah syariat yang jelas maka akal harus tunduk kepadanya meskipun dia tidak bisa untuk memikirkan hikmah dan latar belakang srta tujuan dari perintah yang ditetapkan oleh syara’tersebut.

Juga harus dipahami, bahwa akal dilarang terjun dalam hal-hal yang diluar jangkauannya; misalkan tentang dzat Alloh dan sifat-Nya, masalah ruh, ghaibiyat, dan hal yang semisalnya.
Oleh karena itu, Alloh menyifati orang-orang yang bertaqwa denagn firman-Nya: “Mereka adalah orng-orang yang beriman denagn hal yang gaib.” (QS. Al Baqarah: 3). Disini Alloh menyifati mereka denagn beriman dan bukan dengan memikirkan hal-hal yang gaib, karena memnag dalam hal ini kewajiban akal adalah beriman saja dan bukan lainnya.

Akal tidak bertentangan dengan Nash


Akal yang masih sehat tidak mungkin bertentanagan denagan sebuah nash yang jelas dan shahih, kalau sampai terdapat dharirnya yang bertentangan maka mungkin akalnya yang tidak beres atau mungkin nashnya kurang jelas atau tidak shahih.

Dan kalau terdapat sebuah masalah yang benar-benar dianggap bertentangan denagn akal, maka harus dikedepankan Alloh dan Rasul-Nya, karena akal manusia sangat terbatas dan serba kekurangan sedangkan syariat Alloh sangat sempurna. Alloh berfirman: “Pada hari ini telah aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucucukpkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhoi Islam ini sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah: 3). Maka mendahulukan akal diatas nash adalah sebagai bukti bahwasannya dia tidak menganggap agama ini telah sempurna dan juga tidak merasa cukup dengan syariat Alloh.

Bumi dan Langit Bulat


Bumi bulat


Adapun dalil yang menyatakan bahwa bumi itu bulat diantaranya adalah firman Alloh: “Dia memutrakan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam.” (QS. Az Zumar: 5). Sisi pengambilan dalilnya sangat jelas, bahwa lafadh takwir berarti berputar. Dan kalau memang siang dan malam selalu berputar maka sangat jelas menunjukan bahwa bumi itu bulat. Adapun firman Alloh: “Dan bumi bagaimana dihamparkan?” (QS. Al Ghasiyah: 20). Ayat ini sama sekali tidak menunjukn bahwa bumi itu datar, karena sebuah benda yang bulat, kalau semakin besar, maka akan semakin tidak kelihatan bulatnya dan akan nampak semakin datar.


Langit pun bulat


Dalil mengenai masalah ini sangat banyak, diantaranya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin:40). “Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terjaga.” (QS. Al Anbiya:32). Keberadaan langit sebagai atap bumi, sedangkan bumi itu bulat, maka langit pun bulat.


Langit bukan hanya sekedar batas akhir pandangan manusia


Dari Anas bin Malik berkata (dengan sedikit diringkas): Kemudian Jibril membawa naik Rasulullah ke langit dunia, lalu Jibril mengetuk salah satu pintunya, lalu penghuni langit pun memanggl: “Siapa ini?” Lalu Jibril pun menjawab: “Jibril” Mereka bertanya lagi: “Bersama siapa?.” Jibril menjawab: “Bersama Muhammad.” Maka penghuni langit berkata: “selamat dating.”Penghuni langitpun menyambutnya dengan gembira. Lalu Rasulullah bertemu denagn Nabi Adam di langit dunia., dan Jibril berkata kepada beliau:”Ini adalah bapakmu, ucapkanlah salam padanya.” Lalu Rasulullah mengucapkan salam dan Adam pun membalas salamnya secara berkata: “Selamat datng anakku, engkau adalah anak yang paling baik.” Kemudian Jibril bersama Rasulullah berangkat naik ke langit kedua, ketiga, sampai ketujuh dan malaikat penjaga bertanya seperti sebelumnya. Disetiap langit beliau bertemu seorang nabi. (Hadits Mutawatir; diantaranya diriwayatkan oleh Bukhari 3570, 7517, Muslim 162-164, dan lainnya).

Hadits ini sangat jelas menunjukan bahwa langit itu ada fisiknya dan itu berlapis tujuh yang ada pintunya dan dijaga oleh para malaikat, serta tidak ada yang bisa masuk dan keluar kecuali denagn izin penjaga pintu dan setelah dibukakan pintunya. Ini semua merupakan sebuah tamparan keras kepada orang-orang yang menyatakan bahwa langit itu hanya batas pandangan kita, bahkan ada yang lebih nyeleneh lagi yang menyatakan bahwa langit itu adalah tujuh laposan atmosfer bumi.

Manakah atas dan bawah alam semesta?


1. Arah atas adalah yang sejajar denagn kepala manusia., oleh karena itu, dimanapun ia berada maka yang searah denagn kepalanya itulah atas. Dari sini, maka yang paling atas dari alam semesta adalah ‘Arsy Alloh Ta’ala.

2. Arah bawah adalah arah yang searah dengan kaki dimanapun dia berada. Dari sini, maka dasar alam semesta adalah bumi ketujuh yang berada searah engan kami seluruh manusia.

Jarak antara langit dengan bumi


Jarak antara langit dan bumi tidaklah sejauh bayangan ilmuwan alam . Perhatikanlah hadits berikut:

Dari Abbas bin Abdul Muththalib: “Rasulullah bertanya: ‘Apakah kalian mengetahui brapa jarak antara langit dan bumi?’ Kami menjawab: ‘Alloh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Rasulullah bersabda: ‘Jarak antara keduanya adalah lima ratus tahun perjalanan, dan antara satu langit dan langit lainnya lima ratus tahun perjalanan.’” (HR. Ahmad 1/106)
Dari Abbas bin Abdul Muththalib juga dalam riwayat lainnya Rasulullah bersabda: “Apakah kalian mengetahui brapa jarak antara langit dan bumi? Para sahabat berkata: “kami tidak mengetahuinya” Rasulullah bersabda: “Jarak antara keduanya mungkin 71, 72, atau 73 tahun perjalanan.”(di riwayatkan oleh Abu Hurairah).
Berkata Imam Ibnu Qayim: “Adapun perbedaan jarak antara hadits Abbas dan Abu Hurairah, kedua hadits ini saling membenarkan, karena jarak itu bias berbeda tergantung dari cara perjalannanya, perjalannan pos dengan kuda misalkan bias lebih cepat tujuh kali bila dibandingkan dengan unta. Maka saat Rasulullah menentukannya 70 tahun, maka maksudnya adalah perjalannan cepat dengan kuda, sedangkan perjalannan yang ditentukan Rasulullah lima ratus tahun yaitu perjalanan menggunakan unta.

Bumi diciptakan terlebih dahulu daripada langit


Alloh Ta’ala berfirman: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah engkau kafir kepada yang menciptakan langit dan bumi dalam dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat demikian) itulah Tuhan semesta alam.’ Dan dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan kepadanyakadar makanan-makanan dalam penghuninya dalam empat masa....” (QS. Fushshilat: 9-12)

Berkata Imam Ibnu Katsir: “Ayat ini menunjukan bahwa bumi tercipta sebelum langit, karena bumi itu bagaikan sebuah fondasi dari sebauh bangunan.

Matahari Mengelilingi Bumi

Sebuah Kepastian Al Qur’an dan As Sunnah
Serta Kesepakatan Para Ulama

Awal terjadinya alam semesta


Barang siapa yang semakin mencermati dan memperhatikan alam semesta ini niscaya akan semakin menemukan keagungan penciptaanya kalau memang dia orang yang beriman adanya Tuhan Pencipta langit dan bumi serta yang berada si antaranya keduanya.

“Sesungguhnya Tuhan kamu yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy”. (Q.S. al-A’raf [7]: 54)
Dari Ubadah bin Shamit berkata: Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan oleh Alloh adalah pena, kemudian Alloh berfirman kepadanya: ‘Tulislah’; maka pena itu pun menulis semua yang akan terjadi sampai hari kiamat.”(H.R. Ahmad 5/317, Abu Dawud 4700, Tirmidzi 2155 dan beliau berkata: Hasan Garib, berkata al-Mizzi: Hasan, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Dhilalul Jannah). Dapat disimpulkan beberapa hal tentang penciptaan alam semesta :
1. Sebelum langit dan bumi Alloh telah menciptakan ‘Arsy dan pena.
2. Alloh Ta’ala menciptakan alam semesta yang berisis bumi, langit dan yang di dalamnya selama 6 hari menurut kesepakata ulama. ”Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj[22]:47)
3. Alloh menciptakan bumi selama 2 hari, Alloh menciptakan bumi terlebih dahulu baru langit.
Antara Heliosentris dan Geosentris

Phytagoras (500 SM) berpendapat bahwa bumi itu bulat dan berputar, ia orang pertama yang mengemukakan Heliosentris. Teori yang mengatakan bumi itu berotasi pada porosnya dan berevolusi mengelilingi matahari. Aristoteles (348-322 SM) menurutnya bumi itu bulat dan pusat dari alam semesta yang beredar mengelilinya. Aristoteles (151-127 SM) mengemukakan teori Geosentris, bumi pusat jagat raya, berbentuk bulat, dan matahari dan bintang mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Nicolas Copernicus, Johanes Kepler dan Galileo mendukung teori Heliosentris.


Dalil Tentang Matahari Mengelilingi Bumi


1. Bumi diam tidak bergerak

”Sesungguhnya Alloh menahan langit dan bumi supaya jangan bergeser, dan sungguh jika keduanya akan bergeser tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Alloh. Sesungguhnya Dia itu Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. (QS. Fathir [35]; 41)
Bumi itu tidak bergerak, karena jika bergerak mengelilingi matahari berarti dia bergeser dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan hal tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an.
”Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kalian, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan sgar kamu mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl [16]; 15)

2. Matahari berputar mengelilingi bumi


” Sesungguhnya Alloh mnerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah matahari dari barat”. (QS. Al-Baqarah [2];258)

Ayat ini menjelaskan bahwa matahari mengelilingi bumi, apabila bumi yang berotasi maka Alloh tidak akan mengatakan bahwa matahari yang terbit.
”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa serta Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzi-manzilah, sehingga setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir, kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS. Yasin: 38-40)
Semua hadis yang menyadarkan terbit dan gerakan pada matahari dan bukan bumi.

Jangan Pertahankan Teori Bumi Mengelilingi Matahari !!


Asal usul alam semesta dalam teori fisika


Banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan fisika, teori kondensasi, Big Bang, Nebula, Kondensasi, dsb. Namun semua pendapat menjurus pada sebuah kesimpulan bahwa bumi diciptakan setelah penciptaan matahari. Hal tersebut bertentangan dengan keterangan Dzat Pencipta langit, bumi, dan matahari.

”Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan Arsy-Nya di atas air.”(QS. Hud [11];7) Beliau juga berkata : ”Alloh menciptakan langit ini dari uap air laut itu. Dan itulah yang dimaksud dengan firman Alloh: ’Kemudian Alloh menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap.” (QS. Fushilat[41]:10) (Majmu’ Fatawa 6/599)

Jagat raya tanpa batas


Sudah merupakan opini umum, bahwa jagat raya ini tanpa batas karena disamping tata surya kita masih banyak tata surya lainnya yang belum ditemukan, dan masih banyak galaksi lainnya. Belum lagi jarak matahari ke bumi yang mereka klaim 150 juta Km. Syaikh Abdul Karim al-Humaid memperkirakan dengan 9 juta km dan diantara bumi ke permukaan langit ke tujuh itu hanya 126 km.


Matahari terbit dari barat


Dari Abu Hurairah berkata : ”Rasululloh bersabda: ’Tidak akan bangkit hari kiamat sehingga matahari akan terbit dari arah barat, dan apabila sudah terbit dari barat maka seluruh manusia akan beriman, namun saat itu tidak lagi keimanan bisa memberi manfaat bagi dirinya apabila tidak beriman sebelum itu atau dia mengusahakan kebaikan dalam keimanannya.” (HR. Bukhari 6025, Muslim 226)


Mungkinkah bumi berotasi setahun sekali?


Pada suatu hari Rasulullah menceritakan kepada kami sebuah hadits yang panjang tentang Dajjal. (di antara lafadh hadits itu adalah):

Para sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal hidup di bumi?” Rasulullah menjawab:” Empat puluh hari, satu hari pertama sama dengan satu tahun, satu hari kedua sama dengan satu bulan, satu hari ketiga sama dengan satu jum’ah dan hari berikutnya sama dengan hari-hari biasa.” (HR. Muslim)

Mengapa Alloh Ta’ala tidak pernah menyebut bumi bergerak? Padahal sering menyebut bulan, matahari, bintang itu semuanya bergerak?


”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya beredar di dalam garisedarnya. (QS. Al-anbiya’[21]:33)

”Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kalian, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapatkan petunjuk. (QS. An-Nahl[16]: 15)


sumber : matahari mengelilingi bumi : sebuah kepastian Al Quran dan As Sunnah ( pustaka Al Furqon)

















No comments:

Post a Comment